Perbedaan mengenai
Total Quanlity Management (TQM) dengan Business process Management (BPM)
1. Definisi TQM
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan
lingkungannya. (Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U.)
2. Definisi BPM
adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu
organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan
suatu pendekatan manajemen holistik untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan
integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses
secara berkelanjutan atau bisa juga disebut sebagai suatu proses 'optimalisasi
proses'.
Perbandingan
Total Quality Management (TQM) berfokus kepada :
a) Fokus pada pelanggan.
b) Obsesi terhadap kualitas.
c) Pendekatan ilmiah.
d) Komitmen jangka panjang.
e) Kerja sama tim.
f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
g) Pendidikan dan pelatihan.
h) Kebebasan yang terkendali.
i) Kesatuan tujuan.
j) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan.
Dan juga TQM
memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan BPM yaitu :
Program TQM
harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas
dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan
produk.
Program TQM
harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan,
mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi.
Progran TQM
harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang
disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan
tujuan bersama menjadi kenyataan.
Program TQM
harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan
kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah organisasi.
Lebih lanjut
Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun
atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan
Komitmen.
Lima Pilar
TQM :
1) Produk
2) Proses
3) Organisasi
4) Pemimpin
5) Komitmen
Produk
adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk
tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak
mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada
artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas
merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung pada
keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya yang lain
juga lemah.
Pendapat
lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher,
1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam
bukkunya yang berjudul Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan
suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia.
Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu
organisasi. ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu :
1) Kepuasan pelanggan.
2) Respek terhadap setiap orang.
3) Manajemen berdasarkan fakta.
4) Perbaikan berkesinambungan.[7]
Sedangkan
Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki
empat komponen utama:
a. Pemodelan
Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur
dari setiap
proses bisnis secara grafis. Manajer Proses dapat
mendesain sebuah
proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses,
parallel proses,
penanganan exception, penangan error, dan workflow
dengan mudah
tanpa perlu memiliki kemampuan programming khusus dan
tanpa
membutuhkan bantuan dari staf IT.
b. Pengintegrasian
BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga
elemen-elemen tersebut dapat saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk
menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini bisa diartikan sebagai
penggunaan Application Programming Interface (API) dan messaging. Bagi
pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada komputernya ataupun
perangkat wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada
suatu proses
bisnis.
c. Pengawasan
Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses
bisnis yang sedang berjalan dan performansi dari
setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga dapat
memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan,
maupun yang telah selesai, beserta data-data yang ada
di dalamnya.
d. Optimalisasi
Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses
bisnis, melihat ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk mengambil
tindakan dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk
meningkatkan efisiensinya.
Dan juga BPM dirancang untuk mengintegrasikan antara
karyawan dan sistem informasi melalui prosesproses yang telah terotomatisasi
dan bersifat sangat fleksibel. BPM juga merupakan solusi yang tepat untuk
meningkatkan daya respon perusahaan
secara signifikan untuk menyesuaikan keinginan
pelanggannya pada setiap produk atau layanan yang dihasilkan, dengan cara
memberikan akses informasi secara real-time yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi masalah, serta pengambilan tindakan untuk merespon masalah
yang terjadi secara lebih cepat dan tepat.
Solusi BPM akan
memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang dimiliki,
mengotomatisasi jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya proses,
serta memberikan cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan melakukan
perubahaan proses bisnis untuk meningkatkan performansinya.
Dan juga
Software
BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugastugas yang selama ini masih
dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat mengotomatisasi proses persetujuan
serta penolakan, notifikasi dan laporan status.
Dengan
BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
BPM
membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif yang
sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat sangat
dinamis seperti sekarang ini.
BPM
dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk mendapatkan
informasi dengan cepat dan real-time.
BPM
mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.
BPM
meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
Umumnya
proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya. Sebuah solusi
BPM yang baik dapat mengurangi jumlah sumber daya yang dibutuhkan pada sebuah
proses.